A. PENDAHULUAN
Pemasaran berpengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai
kita bangun pagi sampai terlelap di malam hari. Sebagai contoh, disuatu
pagi Vio terbangun oleh dering alaram jam dinding Seiko. Sebelum
beranjak dari tempat tidur Ligna yang empuk, tidak lupa ia menyetel
radio Geranimo FM yang menyiarkan tembang manis Nusantara. Kemudian, Vio
membasuh muka dengan Biore, menggosok gigi dengan Oral-B dan pasta gigi Closs-Up, serta mandi dengan sabun Dove. Tidak lupa, ia keramas dengan Shampoo Heed and Shaulder.
Setelah selesai mandi dan mengenakan kaos Polo dan jeans Levis, Vio
memakai parfum Axe yang baru dibelinya tadi malam di Malioboro Mal.
Tidak lama kemudian, terdengar suara ibunda tersayang memanggilnya
untuk bersama-sama menyantap sarapan pagi dengan mie instan Indomie dan
minum teh sariwangi. Setelah selesai sarapan, Vio segera berangkat
kuliah dengan mengemudi Toyota Kijang kesayangannya.
Contoh sederhana diatas, bisa diteruskan hingga mencakup beraneka
produk dengan beragam merek yang ada dipasaran. Poin utama disini adalah
produk-produk tersebut bisa hadir ke hadapan kita karena adanya
aktivitas pemasaran.
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Pemasaran dan Jasa
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah pemasaran dan definisi jasa, sebagai berikut:
a) Menurut (William J.Stanton, 1981)
Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara
terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat
dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak
berwujud.[1]
b) Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)
Pemasaran jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan
produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai
tambah (seperti: hiburan, kenikmatan, santai) bersifat tidak
berwujud.[2]
c) Menurut Miller dan Layton, 2000)
Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan
keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.[3]
d) Menurut Penulis
Menurut penulis sendiri pemasaran jasa adalah pemasaran jasa yang
bersifat tidak berwujud dan tidak bisa diretur ataupun dijual
dikemudian hari, jasa juga tidak dapat disimpan seperti barang, jasa
yang di produksi harus bersamaan dengan waktu. Dalam pemasaran jasa ini,
sangat penting untuk menyalurkan jasa secara tepat, jasa ini tidak
dapat dilihat, dicium, ataupun memiliki berat dan ukuran. Contoh dari
jasa seperti tukang cukur, hiburan, guru, sopir, ahli kecantikan dan
sebagainya.
2. Konsep Pemasaran
Pada umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau
filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini
perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu,
konsep-konsep ini mengalami perkembangan atau evolusi pemikiran.
Walaupun begitu, tidak berarti konsep yang terakhir adalah yang lebih
baik. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan
internal, dan lingkungan eksternal perusahaan.
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
a) Konsep Produksi
Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi (internal).
b) Konsep Produk
Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
c) Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan
(internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi
(bila perlu, dibujuk) agar penjual dapat meningkat.
d) Konsep Pemasaran
Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada
lingkungan internal, konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan
(lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan
bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginannya serta memberikan kepuasan.
e) Konsep Pemasaran Sosial
Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya
bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan
keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social
konsumen.[4]
3. Ruang Lingkup Pemasaran Jasa
a) Perhatian Terhadap Pemasaran Jasa
Dikatakan oleh Paul D. Converse, Huegy dan Mitchell dalam bukunya Elements of Marketing,
bahwa pada umumnya buku-buku marketing mulai dengan pengantar, yang
menyatakan bahwa ada dua hal yang dipasarkan yaitu barang-barang dan
jasa (good and service). Tapi setelah buku ini membahas pemasaran
beberapa bab, maka persoalan pemasaran jasa terlupakan, karena
pembicaraan selalu saja terpusat pada masalah barang (commodity). Padahal masalah pemasaran jasa ini tidak kalah pentingnya dengan masalah pemasaran barang.
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen, bukan
benda-benda berwujud saja, tetapi juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang
menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun, atau
ditumpuk dalam gudang, seperti barang-barang lainnya, sambil saat
menunggu penjualan.
Apabila pendapatan seseorang meningkat ada kecenderungan untuk
memperbesar pengeluaran untuk membeli jasa-jasa tersebut. Oleh sebab
itu, marketing jasa makin lama makin menjadi sangat penting.[5]
b) Karakteristik Jasa
Jasa ini banyak macamnya, mulai dari salon kecantikan sampai dengan
armada angkutan laut, dari taman hiburan rakyat sampai taman dunia
fantasi, dari mess sampai ke hotel berbintang lima, dan sebagainya.
Secara umum, kita melihat karakteristik umum dari jasa. Beberapa
perbedaan antara jasa dan barang menurut Edward W. Wheatley ada delapan
perbedaan yaitu:
1) Pembelian jasa, sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.
2) Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang
bersifat berwujud, dapat dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran
dan sebagainya.
3) Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang sama.
4) Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.
5) Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah,
tidak demikian halnya dengan marketing jasa. Untuk menghadapi masa-masa
puncak, dapat dilatih tenaga khusus.
6) Adanya puncak yang sangat padats, merupakan masalah tersendiri bagi marketing jasa.
7) Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia
8) Distribusinya bersifat langsung, dari produsen ke konsumen.[6]
c) Macam-macam Jasa
Macam-macam jasa seperti yang telah disebutkan diatas, dapat dikelompokkan sebagai berikut (Paul D. Converse et. al):
1) Personalized service
2) Financial service
3) Public Utility and Transportation Service
4) Entertainment
5) Hotel service[7]
Tantangan bagi pemasaran adalah menghasilkan pendapatan dengan
memenuhi keinginan para konsumen pada tingkat laba tertentu tanpa
melupakan tanggungjawab sosial.
a. Manajemen Pemasaran
Manajemen
pemasaran dapat terjadi di sebuah organisasi dalam hubungan pasarnya.
Hal ini mengandung arti bahwa sebuah perusahaan dalam beroperasi dapat
terlepas dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar perusahaan atau
lingkungan eksternal, dan lingkungan eksternal perusahaan ini mempunyai
sifat yang tidak mudah dikendalikan. Apabila lingkungan luar perusahaan
mempunyai sifat tidak dapat dikendalikan maka berbeda halnya dengan
lingkungan internal perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan tetapi
sumber-sumber daya tersebut terbatas pula sifatnya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah
kegiatan pemasaran yang juga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan
hidup perusahaan, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan yang cukup baik.
Adapun definisi marketing management dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. Stanton (1981:14), yang dikutip oleh Alma (1998:24 ) :
“Kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan yang harus dikoordinasi dan
dikelola dengan sebaik-baiknya dimana manajer pemasaran harus berperan
penting dalam perencanaan perusahaan.”
b. Kotler (1995:16) :
“Proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga,
promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan
pelanggan dan organisasi.”
b. Karakteristik, Klasifikasi dan Pemasaran Jasa
Pengertian jasa menurut Kotler (1998:83) adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Ada tiga karakteristik jasa menurut Berry, yang dikutip oleh Alma (1998:45) :
1). Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible
than tangible). Benda dan barang yang dibeli atau digunakan sehari-hari
adalah sebuah obyek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa
merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha.
Bila membeli
suatu barang maka barang tersebut diapakai dan ditempatkan pada suatu
tempat. Tapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya.
Konsep tidak berwujud ini, mempunyai arti yang keduanya merupakan
tantangan bagi marketing, yaitu :
a). Sesuatu yang tidak dapat disentuh atau tidak dapat dipahami.
b). Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan.
Untuk memasarkan jasa ini diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
2). Produksi dan konsumsi berjalan serempak.
Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang sama. Pada
umumnya, barang diproduksi dulu kemudian dijual dan dikonsumsi.
Sedangkan jasa biasanya dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara serempak. Dikatakan produksi dan kosumsi berjalan serempak
artinya si penghasil jasa, sering hadir secara fisik, pada waktu kosumsi
berlangsung. Arti kehadiran produsen jasa, bahwa distribusi jasa
merupakan hal yang sangat penting. Pemasaran jasa yang penting ialah
bagaimana menyalurkannya dalam cara yang tepat.
3). Kurang memiliki standar dan keseragaman.
Industri jasa cenderung dibedakan antara lain :
a). Berdasarkan orang.
b). Berdasarkan perlengkapan.
Implikasi perbedaan ini ialah jasa yang memakai pelayanan orang,
memiliki tingkat variabilitas, tergantung pada orangnya, dan tingkat
perbedaan ini tidak ada pada jasa yang dilayani oleh mesin.
Menurut Kotler (1998:84), ada empat karakteristik yang dimiliki oleh suatu jasa yaitu :
1). Tidak berwujud.
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud tetapi eksistensinya dapat
dirasakan. Oleh karena itu jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar
atau dicium oleh konsumen sebelum adanya transaksi pembelian.
2). Tidak dapat dipisahkan.
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang
melakukan jasa, maka penyedianya adalah bagian dari jasa. Karena
konsumen juga hadir saat jasa itu dilakukan, interaksi penyedia jasa
adalah ciri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun konsumen
mempengaruhi hasil jasa.
3). Bervariasi.
Jasa sangat bervariasi,
karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan di mana
jasa itu dilakukan. Perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah ke arah
pengendalian kualitas. Pertama adalah investasi dalam seleksi dan
peletihan karyawan yang baik. Langkah kedua adalah menstandarisasi
proses pelaksanaan jasa dari seluruh organisasi. Langkah ketiga adalah
memantau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survei
pelanggan dan belanja perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat
dideteksi dan diperbaiki.
4). Mudah lenyap.
Mudah lenyapnya
suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah
untuk lebih dahulu mengatur staf untuk melakukan jasa itu. Jika
permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit
karena jasa tidak dapat disimpan.
Klasifikasi jasa dapat dilakukan
berdasarkan 7 (tujuh) kriteria, menurut Lovelock 1987, yang dikutip oleh
Tjiptono (2000:8), yaitu :
1). Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir dan jasa kepada konsumen organisasional.
2). Tingkat keberwujudan
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik
dengan konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) macam, yaitu :
a. Rented good service
Konsumen menyewa
dan menggunakan produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama
jangka waktu tertentu. Contohnya penyewaan mobil, kaset video, villa,
dan apartemen.
b. Owned goods service
Produk-produk yang dimiliki oleh konsumen
direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan unjuk kerjanya, atau
dipelihara oleh perusahaan jasa. Contohnya jasa reparasi arloji,
pencucian mobil.
c. Non goods service
Jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada pelanggan. Contohnya supir, dosen.
3). Ketrampilan penyedia jasa
Berdasarkan tingkat ketrampilan penyedia jasa, jasa terdiri atas
professional service (misalnya konsultan manajemen, konsultan hukum,
dokter, perawat) dan nonprofessional service (misalnya supir taksi dan
penjaga malam).
4). Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan tujuan
organisasi jasa dapat dibagi menjadi commercial service atau profit
service (misalnya penerbangan, bank) dan nonprofit service (misalnya
sekolah, panti asuhan).
5). Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa
dapat dibagi menjadi regulated service (misalnya pialang dan angkutan
umum) dan nonregulated service (misalnya makelar, katering).
6). Tingkat intensitas karyawan
Berdasarkan tingkat intensitas
karyawan, jasa dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
equipment based service (misalnya cuci mobil otomatis, ATM) dan people
based service (misalnya pelatih sepakbola, satpam).
7). Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan
Berdasarkan kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high
contact service (misalnya bank, dokter dan pegadaian) dan low contact
service (misalnya bioskop).
Meramal kualitas jasa yang akan dibeli
merupakan hal yang sangat sulit. Perusahaan-perusahaan jasa sebaiknya
memperhatikan tahap perencanaan produk dalam program pemasaran mereka.
Sampai akhir-akhir ini, perusahaan jasa tertinggal dari perusahaan
manufaktur dalam menggunakan pemasaran. Banyak bisnis jasa bersifat
kecil dan tidak menggunakan teknik manajemen atau pemasaran formal. Ada
juga bisnis profesional (kantor hukum dan akuntan) yang dulunya yakin
bahwa menggunakan pemasaran itu tidak profesional. Sedangkan di dalam
jasa perguruan tinggi dan rumah sakit menganggap sudah banyak permintaan
maka usaha pemasaran tidak perlu lagi dilakukan. Karena jasa biasanya
lebih tinggi dalam kualitas pengalaman dan kepercayaan, konsumen
merasakan lebih banyak resiko dalam pembeliannya. Hal ini membawa
beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa biasanya lebih bergantung
pada promosi dari mulut ke mulut daripada iklan perusahaan jasa. Kedua,
mereka sangat mengandalkan harga, personil, dan petunjuk fisik untuk
menilai kualitas jasa. Ketiga, bila puas, mereka sangat setia pada
penyedia jasa. Maka dari itu, perusahaan jasa perlu untuk menerapkan
pemasaran secara lebih baik. Bertujuan untuk selalu memperbaharui
pengenalan terhadap konsumennya, menilai kebutuhan-kebutuhan mereka
sekarang dan di waktu yang akan datang. Misalnya dalam usaha bioskop
perlunya konsep pemasaran yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Saat ini perlu dilakukan untuk menarik
minat konsumen. Kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dinilai
dengan usaha me.ngenal, merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Agar kebutuhan konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
C. KESIMPULAN
Dari pembahasan materi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
kosep dasar pemasaran itu sangat berpengaruh besar dalam kehidupan kita
sehari-hari, mulai kita bangun pagi sampai terlelap di malam hari.
Sedangkan menurut penulis sendiri pemasaran jasa adalah pemasaran jasa
yang bersifat tidak berwujud dan tidak bisa diretur ataupun dijual
dikemudian hari, jasa juga tidak dapat disimpan seperti barang, jasa
yang di produksi harus bersamaan dengan waktu. Dalam pemasaran jasa
ini, sangat penting untuk menyalurkan jasa secara tepat, jasa ini tidak
dapat dilihat, dicium, ataupun memiliki berat dan ukuran. Contoh dari
jasa seperti tukang cukur, hiburan, guru, sopir, ahli kecantikan dan
sebagainya.
Sumber : http://mp3soim.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-pemasaran-jasa-dan-ruang.html
http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/makalah-pengertian-pemasaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar